Senin, 19 Desember 2011

Proposal TGA Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Biaya Operasional

I.     JUDUL
     SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA OPERASIONAL PADA RUMAH  SAKIT PMI ACEH UTARA

II.  PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Masalah
Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelola jasa pelayanan kesehatan individu secara menyeluruh. Di dalam organisasinya terdapat banyak aktivitas, yang diselenggarakan  oleh petugas berbagai jenis profesi, baik profesi medik, paramedik maupun non-medik. Selain itu juga terdapat biaya-biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit berupa biaya gaji, biaya perewatan gedung, biaya administrasi dan umum, biaya perawatan alat medis dan biaya lain-lain. Untuk dapat mempertanggung jawabkan biaya yang dikeluarkan, maka diperlukan sistem akuntansi pertanggung jawaban biaya operasional.
Rumah sakit yang dikatakan baik apabila rumah sakit tersebut mampu mengendalikan biayanya dalam kegiatan operasinya. Dalam pengeluaran biaya operasional rumah sakit memerlukan sistem akuntansi pertanggung jawaban biaya operasional yang didesain dengan tuntutan manajemen maka rumah sakit akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. 


Hansen dan Mowen (2004:149) mendefinisikan sistem akuntansi pertanggungjawaban yaitu: “suatu sistem pertanggungjawaban yang menugaskan tanggung jawab pada unit organisasional dan menyatakan ukuran kinerja berdasarkan faktor keuangan”.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban bertujuan untuk pengawasan yang didasarkan atas penggolongan tanggung jawaban manajemen (departemen) pada setiap tingkatan dalam suatu organisasi untuk membentukan anggaran bagi masing-masing departemen. Individu yang membawahi setiap bagian harus bertanggung jawab atas jumlah biaya yang terjadi dari bagian yang dipimpinnya. Begitu juga halnya dengan biaya operasional yang terjadi dalam setiap departemen perlu adanya pembebanan berdasarkan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh bagian tersebut berdasarkan biaya operasional yang ditetapkan.
 Biaya yang dapat dikendalikan (contaollablecost) dengan biaya yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable cost) menjadi salah satu syarat dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban. Faktor lain yang perlu diperhatikan untuk membentuk sistem akuntansi pertanggungjawaban pada sebuah organisasi adalah penetapan wewenang dan tanggung jawab yang jelas dari struktur organisasi yang selaras dengan sistem akuntansi biaya yang dipergunakan.
Dengan adanya sistem akuntansi pertanggungjawaban biaya operasional pihak yang ada dalam suatu organisasi dapat mempertanggung jawabkan biaya-biaya yang di keluarkan dengan demikian pengendalian biaya sangat mudah untuk di kontrol sehingga rumah sakit dapat memperoleh laba dan mampu besaing dengan baik.
Rumah Sakit PMI Aceh Utara yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan pelayanan kesehatan di Lhokseumawe. Rumah Sakit PMI Aceh Utara dalam organisasi atau aktivitasnya banyak wewenang yang harus dapat di delagasikan dengan baik agar Rumah sakit PMI Aceh Utara dapat berkambang dengan baik. Sistem akuntansi pertanggungjawaban yang ada pada Rumah Sakit PMI Aceh Utara diharapakan kepada manajemen agar mampu bertanggung jawab dan dapat mengendaliakan biaya-biayanya. Oleh karena itu, mengingat sistem akuntansi pertanggungjawaban biaya operasional Pada Rumah sakit PMI Aceh Utara sudah dugunakan. maka penulis melakukan penelitian ini untuk mengatahui bagaimana cara siatem akuntansi pertanggungjawaban biaya pada Rumah Sakit PMI Aceh Utara.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menuangakan permasalahan tersebut ke dalam Tugas Akhir (TGA) dengan Judul “Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Biaya Operasional pada Rumah Sakit PMI Aceh Utara”.

1.2         Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan diteliti adalah bagaimana sistem akuntansi pertanggungjawaban biaya operasional pada Rumah Sakit PMI Aceh Utara.

1.3         Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sistem akuntansi pertanggungjawaban biaya operasional pada Rumah Sakit PMI Aceh Utara.
1.4         Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan cara menganalisa data kualitatif. Uma Sekaran (2006:303) mengemukakan “data kualitatif bisa di peroleh melalui banyak sumber, yang utama di antaranya adalah wawancara yang mendalam, observasi partisipan, film danvideotape, uji proyektif, studi kasusu, dokumen, dan data eletronik”.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam melaksanakan penelitian ini dingunakan dua metode pengumpulan data yang diuraikan sebagai berikut:
1.    Telaah kepustakaan (library review)
 menelaah bahan-bahan bacaan yang bersumber dari buku-buku teks, internet dan sebagainya untuk mendapatkan landasan teoritis yang memadai bagi penelitian ini.
2.    Penelitian lapangan (fiel research)
penelitian dilakukan dengan cara mengunjungi langsung ke objek penelitian yaitu Rumah Sakit PMI Aceh Utara. Metode yang diterapakan adalah metode sebagai berikut:
a.       Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada objek penelitian Terhadap pertanggungjawaban biaya operasaional Rumah Sakit PMI Aceh Utara.
b.      Interview, yaitu melakukan Tanya jawab langsung dengan pihak yang terkait atau berwenang pada Rumah Sakit PMI Aceh Utara yang dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan judul penelitian.

1.5         Ruang Lingkup Penelitian
          Berdasarkan latar belakang masalah, penulis hanya membatasi penelitian ini dalam ruang lingkup sistem akuntansi pertanggungjawaban biaya operasional pada Rumah Sakit PMI Aceh Utara.

1.6       Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Rumah Sakit PMI Aceh Utara bertepatan di Lhokseumawe, Jl. Samudra. Waktu Penelitian dimulai sejak November sampai Desember 2011.




III.        TINJAUAN TEORITIS
3.1         Sistem akuntansi
3.1.1    Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi merupakan suatu jaringan yang menyeluruh dalam suatu organisasi atau perusahaan yang digunakan untuk mencatatan seluruh aktivitas perusahaan dengan cara membantu berbagai prosedur yang masing-masing mempunyai kaitan yang erat sebagai suatu alat untuk menjalankan suatu organisasi atau perusahaan secara efisien dan afektif. Mulyadi (2008:3) mendefinisikan sistem akuntansi merupakan suatu organisasi formulir, catatan, dan laporan yang di koordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang di butuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
Dari definisi diatas sistem akuntasi terbagi beberpa unsur-unsur yaitu sebagi berikut:
1.    Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi.
2.    Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainya.
3.    Buku Besar
Buku besar terdiri dari  rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.


Warren dkk (2005:234) mengemukakan sistem akuntansi adalah: “Suatu sistem metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi suatu metode dan prosedur untuk mengumpulkan dan melaporkan informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan.

3.2     Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban
3.2.1  Pengertian Sistem akuntansi Pertanggung jawaban
Sebelum mendefinisikan penegertian sistem akuntansi pertanggungjawaban, maka harus dipahami konsep sistem akuntansi pertanggungjawaban. Hansen dan Mowen (2004:479) mengemukakan sistem akuntansi pertanggungJawaban yang selama ini dikenal memiliki tiga konsep yaitu:
1.    Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban berdasarkan fungsi yaitu: sistem yang menugaskan tanggung jawab pada unit organisasional dan menyatakan ukuran kinerja berdasarkan faktor keuangan.
2.    Sistem akuntansi Pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas yaitu: sistem yang menepatkan tanggung jawab pada proses dan menggunakan ukuran kinerja keuangan dan nonkeuangan.
3.    Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban berdasarkan strategi yaitu: suatu sistem yang menerjemahkan misi dan organisasi ke dalam tujuan oprasional.

Setelah mengetahui tiga konsep Sistem Akuntansi Pertanggung jawaban, maka dapat didefinisikan pengertian Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban. Garrison dkk (2006:240) mendefinisikan sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah “suatu sistem yang menghubungkan wewenang pengambilan keputusan manajer tingkat yang lebih rendah dengan akuntabilitas berupa hasil dari keputusan yang diambil tersebut”.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan pengertian Sistem Akuntansi pertanggungjawaban. Dalam ruang lingkup luas, Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban didefinisikan sebagai alat perencanaan manajemen yang mencangkup pada pertanggungjawaban terhadap biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan.

3.2.2  Fungsi dan Keunggulan Sistem Akuntasi Pertanggungjawaban
          Sistem Pertanggungjawaban merupakan suatu alat yang dibuat manusia untuk membantu manajeman dalam pertanggungjawaban biaya operasional perusahaan yang di keluarkan oleh pihak perusahaan. Hansen dan Mowen (2004:479) mengemukakan fungsi sistem akuntansi pertanggungjawaban sebagai tanggung jawab pada suatu unit organisasional dan menyatakan ukuran kinerja berdasarkan faktor keuangan.
Pelaksanaan fungsi sistem akuntansi pertanggungjawaban sebagai bagian integral dari pertanggungjawaban manajemen terhadap biaya yang dikeluarkan memiliki keunggulan. Mulyadi (2007:121) mengemukakan keunggulan sistem akuntansi pertanggungjawaban sebagai sistem informasi yang dapat memberikan suatu pelaporan keuangan dan biaya-biaya yang telah di keluarkan oleh suatu organisasi.
Berdasarkan penjelasan dari para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pertanggungjawaban memilik fungsi sebagai alat pertanggujwaban yang menjadikan berbagai subunit dalam perusahaan untuk saling berkomunikasi dan berkoordinasi. Selain itu, sistem akuntansi pertanggungjawaban juga berfungsi sebagai pengendalian yang memberikan tolak ukur untuk menilai kinerja sehingga manajer dan karyawan akan selalu bertindak efektif dan efisen untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem akuntansi pertanggungjawaban yang dapat dijalanka dengan baik akan memberikan banyak keungulan,di antaranya dapat menegendalikan biaya operasional dan memberikan informasi tentang biaya-biaya yang di keluarkan, sehinga manejer dapat mempertanggung jawabakannya.

3.2.3 Jenis-jenis  Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban
Pada uraian menegenai konsep sistem akuntansi pertanggungjawabanyang telah dijelaskan sebelumnya. disebutkan bahwa sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para menejer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Horngren dkk (2006:231) mengemukakan sistem pertanggung jawaban merupakan sistem yang mengukur rencana, anggaran, tindakan, dan hasil aktual dari setiap pusat pertanggungjawaban.
Tujuan pusat pertanggung jawaban adalah untuk membentuk menerpakan strategi-steategi operasi perusahaan, karena organisasi merupakan gabungan dari pusat-pusat pertanggungjawa, maka andai kata strateginya sehat dan jika setap pusat petanggungjawaban mencapai sasaran maka keseluruhan organisasi akan mencapai tujuannya. Pada umunya pusat pertanggungjawaban digolongkan dalam tiga bidang, seperti dijelaskan Mulyadi (2007:120) yaitu:
1.    Pusat biaya (Cost Center)
Suau pusat biaya yang merupakan bagian dari organisasi yang hanya mempunyai wewenang untuk mnegeluarkan biaya dan mengakumulasikannya. Pada umunya. Pusat biaya dalah departemen-departemen, tetapi dalam beberapa hal, suatu departemen mungkin pula berisibeberapa pusat biaya yang lebih kecil.
Dalam pusat pertanggungjawaban ini pengawasan hanya bertanggung jawab terhadap biaya-biaya yang dapat diawasi ( controllable Cost) oleh kepala bagian yang dapat disajikan dalam laporan pertanggungjawaban.
2.    Pusat Pendapatan (Revenue Center)
Pusat pendapatan yang merupakan suatu pusat pertanggungjawaban dalam organisasi yang ditugaskan untuk memperoleh pendapatan sesuai dengan anggaran yang telah ditentukan. Seorang manajer pusat pendapatan punya kewajiban untuk mencapai target ( anggaran) perolehan pendapatan perusahaannya dan pada suatu periode tertentu akan diminta pertanggungjawban manajer tersebut terhadap realisasi jumlah pendapatan yang diperoleh.

3.    Pusat Laba (Profit Center)
          Suatu pusat laba adalah bagian dari perusahaan yang dipimpin oleh seseorang manajer atau kepala bagian yang bertanggungjawab terhadap perolehan pendapatan (relevan) maupun timbulnya biaya (expense).
          Pusat laba memiliki peranan penting dalam menentukan jumlah laba yang diperoleh. Seorang manajer yang memimpin suatu unit atau bagian yang mengawasi pendapatan dan biaya akan berusaha untuk memaksimumkan laba. Pengukuran prestasi dalam pusat ini menekankan pada laba yang diperoleh yaitu semakin tinggi laba yang dicapai maka kinerja dari pusat tanggung jawab ini semakin baik.
4.    Pusat Investasi (Invesment Center)
          Pusat invrstasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang ukuran prestasinya diukur dari laba yang dicapai dan dihubungkan dengan besarnya dana yang diinvestasikan dalam pusat ini.
          Suatu pusat investasi biasanya mempunyai orientasi terhadap kemajuan atau perkambangan perusahaan pada masa yang akan datang. Selain mempunyai wewenang atau pendapatan dan biaya, juga mengawasi perolehan aktivitas tetap untuk pusat investasi tersebut.
pertangggungjawaban merupakan suatu sistem pertanggungjawaban yang mengukur berbagai hasil dan informasi yang di butuhkan oleh pihak para manajer untuk menegoperasikan pusat pertanggung jawaban mereka.


3.3     Biaya Operasional
3.3.1  Pengertian Biaya Operasional
Secara umum dalam menjalankan kegiatan perusahaan sangat dibutuhkan biaya yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan operasi sehari-hari. Istilah biaya atau cost sering digunakan dengan arti yang berbeda-beda. Sehubungan dengan pengertian biaya (cost) maka terlebih dahulu perlu diketahui bahwa sangat sulit bagi kita untuk memberikan pengertian yang tepat atas biaya yang dimaksud, sehingga biaya dapat digolongkan kedalam beberapa pengertian sesuai dengan tujuan penggunaan biaya tersebut.
Pemahaman mengenai biaya operasional merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk dapat menegndalikan biaya operasional secara tepat. Menurut Horngren dkk (2006:31) mendefinisikan biaya operasional merupakan sebagian sumber daya yang dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan suatu pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan untuk memperoleh barang atau jasa. Hal ini membuktikan bahwa betapa pentingnya biaya yang dikeluarkan untuk dipertanggung jawabkan agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik.

3.3.2  Klasifikasi Biaya Operasional.
Biaya operasional merupakan salah satu unsur untuk menjalankan sebuah operasi atau kegiatan dalam  organisasi atau perusahaan.
Bastian dan nurlela (2009:13) menegemukakan klasifikasi biaya adalah: “Suatu proses pengelompokan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan pentin”.
          Sedangkan Garison dkk (2006:65) mengemukakan klasifikasi biaya ada dua yaitu:
1.    Klasifikasi biaya berdasarkan prilaku biaya
Yaitu suatu biaya yang akan bereaksi atau memproses perubahan aktivitas bisnis. Bila akativitas bisnis meningkat atau surut, maka biaya tertentu mungkin akan ikut naiak atau turun atau juga mungkin tetap.
Untuk membantu tugas manajer biaya tersebut, biaya biasanya dikategorikan menjadi variabel dan tetap.
a.       Biaya variabael
Merupakan biaya yang berubah secara proposional dengan perubahan aktivitas yang dapat diwujudkan denganb berbagai bentuk sepeti unit yang diproduksi.
b.      Biaya tetap
Yaitu biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa terpengaruh oleh tingkat akativitas. Tidak seperti biaya variabel, biaya tetap tidak tepengaruh dengan perubahan akativitas kecuali dipengarihi dengan kekuatan-kekuatan dari luar seperti perubahan harga
2.    Klasifikasi biaya berdasrkan objek biaya
Klasifikasi berdasarkan objek biaya merupakan segala sesuatu di mana data biaya termasuk produk, lini produk, konsumen, pekerjaan, dan subunit organisasi. Untuk pembebenan biaya ke objek biaya, biaya dipilih menjadi biaya langsung dan biaya tidak lansung.
a.       Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dengan mudah ditelusuri ke objek biaya bersangkutan. Seperti biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
b.      Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung merupakan biaya yan tidak dapat ditelusuri dengan mudah ke objek biaya yang bersangkutan.
Hendra (2009:113) mendefinisikan klasifikasi biaya ada dua yaitu:
1.    Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi
          Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi debedakan menjadi 3 macam adalah sebagia berikut:
a.    Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja, dan biaya overhed pabrik.
b.    Biaya penjualan
Biaya penjualan adalah biaya-biaya yang terjadiuntuk melaksanakankegiatan penjualan atau pemasaran.
c.       Biaya umum dan administrasi
Biaya umum dan administrasi adalah gabungan antara biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.


2.    Klasifikasi biaya berdasarkan waktu
Klasifikasi biaya berdasarkan waktu di bedakan menjadi 2 macam yaitu:
a.    Biaya historis
Biaya historis adalah biaya yang sudah terjadi di masa lalu, di mana jumlah besaranya sudah pasti.
b.    Biaya taksiran
Biaya taksiran adalah biaya yang dihitung dengan perkiraan, lebih dikenal dengan buget atau anggaran.
Dari definisi klasifikasi biaya di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya diklasifikasikan berdasarkan prilaku biaya, objek biaya, fungsi dan waktu. Hal ini sagat berguna dalam menetukan pengendalian dan pertanggungjawaban biaya operasional.

3.3.3  Pengendalian Biaya Operasional
Pengendalian biaya operasional merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh manajemen. Pengendalian biaya oprasional bertujuan untuk menjadikan biaya-biaya operasional yang dikeluarkan menjadi lebih terkendali. Selain itu, dengan adanya pengendalian dalam biaya operasional diharapkan perusahaan dapat meningkatkan penegndalian dan tanggung jawab terhadap biaya-biaya lainya.
Carter dan Milton (2004:14) mendefinisikan penegendalian biaya yaitu “Pengendalian biaya merupakan tanggung jawab yang di berikan kepada individu-individu tertentu yang juga bertanggung jawab untuk mengangarkan biaya yang berbeda di bawah kendali mereka”.


Dari definisi di atas, dapat disimpulakan bahwa penegendalian biaya adalah suatu tanggung jawab manajemen di dalam organisasi ataupun perusahaan. Dengan adanya penegendalian biaya ini tanggung jawab manajer sebaiknya dibatsi pada biaya dan pendapatan yang dapat dikendalikan oleh manajer tersebut, dan kinerja secara umum diukur dengan membandingkan antara biaya dan pendapatan aktual terhadap anggaran. Sistem yang didesain untuk mencapai tujuan tersebut adalah sistem akuntansi pertanggungjawaban.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar